• Partus Kala I: Dimulai sejak ibu bersalin mencapai pembukaan 2 -10 cm (pembukaan lengkap) . Kala I ini dibagi menjadi fase laten (lambat) yakni; pembukaan 2 - 4 cm yang bisa berlangsung sampai 12 jam dan fase aktif (cepat) yakni; pembukaan 4 -10 cm yang maksimal waktunya adalah 6 jam. Selama proses persalinan kala I ini , dokter/bidan akan memantau secara berkala terhadap : kondisi ibu , kondisi janin dan kemajuan persalinan . Sehingga bila ada dijumpai masalah atau kondisi yang tidak normal atau bahkan cenderung membahayakan ibu dan atau janin , dokter bisa segera diambil tindakan yang tepat.
• Partus Kala II : Dimulai sejak pembukaan lengkap sampai lahirnya bayi. Bagi ibu yang baru pertama kali bersalin, waktu maksimalnya adalah 2 jam , untuk ibu yang sudah pernah bersalin, waktu maksimalnya adalah 1 jam . Jika melebihi waktu tersebut , dokter akan mengambil tindakan yang tepat untuk segera melahirkan bayi , agar tidak terjadi komplikasi yang tidak diharapkan pada ibu dan bayinya.
• Partus Kala III : Dimulai sejak lahirnya bayi sampai lahirnya plasenta (ari-ari) . Waktu yang dianggap normal untuk Partus Kala III adalah 30 menit . Dengan prosedur standar “Manajemen Aktif Kala III” dokter/bidan akan melakukan tindakan dan pengobatan tertentu untuk mempersingkat kala III dan meminimalkan jumlah perdarahan pasca persalinan.
• Partus Kala IV : Dimulai sejak lahirnya plasenta sampai 2 jam pasca persalinan . Pada masa ini akan dilakukan pemantauan terhadap keadaaan umum ibu , tekanan darah, kontraksi rahim dan apakah ada perdarahan pasca persalinan . Setelah 2 jam pemantauan , ibu bersalin bisa pindah ke ruang rawat bersama bayinya. Pada persalinan normal , kami menerapkan kebijakan Inisiasi Menyusu Dini (IMD), dimana bayi yang baru lahir setelah dibersihkan segera diletakkan di dada ibu agar bisa segera menyusu. Kebijakan yang sangat dianjurkan oleh WHO ini sangat bermanfaat dalam rangka pemberian ASI eksklusif.
Pada persalinan normal , kami menerapkan kebijakan Inisiasi Menyusu Dini (IMD), dimana bayi yang baru lahir setelah dibersihkan segera diletakkan di dada ibu agar bisa segera menyusu. Kebijakan yang sangat dianjurkan oleh WHO ini sangat bermanfaat dalam rangka pemberian ASI eksklusif.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar